Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ngamuk saat Sidak ke RSUD Soewandhie
28 November 2022 17:39 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan inspeksi mendadak ke RSUD Dr. Soewandhie, Senin (28/11).
ADVERTISEMENT
Begitu tiba di rumah sakit tersebut, Eri langsung bertanya kepada dua orang pasien lanjut usia yang hendak pulang usai mendapatkan perawatan di Poli Orthopedi.
“Bagaimana, Bu, pelayanannya? Apakah lebih cepat atau bagaimana?” tanya Eri kepada ibu lanjut usia itu.
Salah satu pasien tersebut mengatakan, pelayanan di RSUD Dr. Soewandhi sangat lama. Bahkan, ia juga mengaku sudah antre sejak pagi dan baru mendapatkan pelayanan siang harinya.
Mendapatkan keluhan itu, Eri langsung mengajak kedua ibu-ibu lanjut usia itu menuju Poli Orthopedi kembali.
Saat masuk ke poli, Eri langsung menanyakan kepada tenaga medis yang sedang bertugas. Ia menanyakan soal antrean lama di poli tersebut. Eri juga menanyakan soal layar televisi penunjuk nomor antrean yang tidak ada di poli tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu perawat menjelaskan bahwa alasan dua pasien itu dilayani cukup lama karena berkas rekam medisnya baru datang.
“Oh berarti ini perkara rekam medisnya yang lama,” ucap Wali Kota yang menjabat per 26 Februari 2021 ini.
Eri meminta manajemen RSUD Dr. Soewandhi untuk menghadap dirinya seketika itu. Setelah manajemen datang, Eri menanyakan alasan lamanya rekam medis itu dikirim ke Poli Orthopedi.
Ketika di ruang berkas rekam medis itu, politikus PDIP ini semakin marah lantaran petugas pelayanan di tempat tersebut sedikit. Padahal, antrean pasien yang membutuhkan berkas rekam medis sangat banyak.
Setelah itu, ia memasuki ruangan yang penuh berkas rekam medis itu. Akhirnya Eri meluapkan kemarahannya karena berkas-berkas itu terlihat miring-miring dan kurang tertata.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah bilang, buatlah inovasi, ini wargaku yang kalian suruh nunggu lama, kalian tahu gak?” lanjut Eri kepada para staf yang bagian mencari rekam medis di ruang tertutup itu.
Membanting Berkas ke Lantai
Eri nampak sangat kecewa dengan para staf itu. Sebab, berkali-kali ia bertanya seakan tidak menemukan solusi. Rasa kecewa Eri ditunjukkan dengan membanting berkas rekam medis itu ke lantai.
Di tengah suasana yang tegang, tiba-tiba ada salah seorang ASN perempuan berbisik kepada staf lainnya. Mereka seakan membela diri soal penataan ruang rekam medis itu.
Namun, Eri ternyata mendengar percakapan ASN itu dan langsung memanggilnya.
“Masak penataannya seperti ini masih dibilang rapi? Ayo kalian semua ikut saya biar kalian tahu bagaimana warga saya yang sakit antre, kasihan warga saya itu,” tutur Eri sambil mengajak dan menggandeng ASN perempuan itu naik lift menuju Poli Orthopedi.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengajak semua staf di ruang rekam medis itu untuk ikut serta ke Poli Orthopedi.
Tiba di depan Poli Orthopedi, Eri menunjukkan betapa lamanya antrean di poli tersebut hanya karena berkas rekam medis yang tidak segera dikirim oleh petugas.
“Ini dilihat. Mereka ada yang sudah antre dari pagi baru dilayani karena rekam medisnya enggak datang-datang. Kalian itu kerja di sini dibayari oleh APBD, jangan disia-siakan wargaku,” ungkapnya dengan nada tinggi.
Eri Nasihati Manajemen RSUD
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Eri langsung mengajak manajemen RSUD Dr. Soewandhie untuk rapat internal. Dalam rapat internal itu, Eri meminta manajemen RSUD Dr. Soewandhie untuk menyiapkan berkas rekam medis itu sehari sebelum para pasien berobat.
Padahal, sebagian besar dari para pasien telah daftar satu hari sebelumnya di aplikasi mereka untuk jadwal periksa.
ADVERTISEMENT
“Jadi, saya minta sebelum poli-poli ini buka, berkas rekam medisnya sudah harus ada di mejanya poli. Itu bagi yang sudah daftar online. Bagi yang baru daftar bisa dipisahkan dan langsung disiapkan juga dengan terpisah,” tegas eks Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya ini.
Kebutuhan dokter itu harus disesuaikan dengan banyaknya pasien yang datang setiap harinya.
“Misal poli ini butuh 4 dokter, jadi 4 dokter itu tidak boleh ke mana-mana sampai semua pasiennya terlayani semua. Tolong itu ditata semua dan nanti akan kita masukkan ke kontrak kinerja para manajemen ini,” kata Eri.
Selain itu, Eri meminta manajemen menyiapkan televisi di setiap poli untuk menunjukkan nomor antrean sehingga pasien mengetahui nomor antrean yang sudah dilayani dan belum dilayani.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak mau tahu pokoknya tiga ini harus sudah selesai seminggu ke depan, itu akan saya masukkan ke kontrak kinerja para manajemen RSUD Dr. Soewandhie, kalau sudah tidak mampu menyelesaikan itu ya sudah, bisa mengundurkan diri,” tandasnya.
RSUD Janji Perbaiki Diri
Di sisi lain, Direktur RSUD Dr. Soewandhi Surabaya dr. Billy Daniel Messakh mengatakan mereka akan langsung melakukan perbaikan-perbaikan usai pertemuan dengan Wali Kota Surabaya itu.
Billy mengaku telah menemukan beberapa solusi untuk memperbaiki pelayanan di rumah sakit milik pemerintah itu.
“Habis ini kita akan langsung melakukan perbaikan-perbaikan,” ujarnya.